Banyuwangi, 11 oktober 2025 — MA Mabadi’ul Ihsan kembali menggelar kegiatan “Napak Tilas Jejak Wali”, sebuah acara tahunan yang ditujukan bagi siswa-siswi kelas 10. Kegiatan tersebut sudah menjadi ajang pembelajaran spiritual dan sejarah Islam secara langsung dengan menelusuri peninggalan para Wali Allah yang berperan besar dalam penyebaran Islam di tanah Jawa.
Acara ini dipimpin langsung oleh guru guru pendamping. Di sana juga siswa siswi diberikan bimbingan serta penjelasan mendalam mengenai perjuangan-perjuangan yang kelam dan nilai dakwah para wali wali tersebut. Melalui kisah-kisah yang penuh makna yang disampaikan, para siswa diajak untuk meneladani semangat keikhlasan, kesabaran, dan cinta ilmu yang dimiliki para pendahulu mereka.
Jejak jejak para wali yang akan ditelusuri kali ini berada di daerah sekitar Banyuwangi, eitss jangan salah! Banyuwangi juga menyimpan banyak jejak dari para wali yang hebat, beberapa dari mereka yang Alhamdulillahnya bisa kami kunjungi, diantaranya:
1. KH. Achmad Musayyidi
Pendiri yayasan Pondok Pesantren Mabadiul Ihsan
2. Kyai Ibrahim
Seorang ulama penyebar Islam dari Yaman, dan pendiri Pondok Pesantren Madrasah Tasmitutthalabah (MTT) di Genteng)
3. Kyai Abdul Bashar
Guru dari Syaikhona Kholil Bangkalan, salah satu tokoh penting di balik berdirinya Nahdlatul Ulama (NU) dan pendiri Pondok Pesantren Al Ashriyah
4. Buyut Sayu Atika
Cucu Raja Blambangan Prabu Menak Sembuyu dan istri Syekh Maulana Ishaq
5. Kyai Datuk Malik Ibrahim
Beliau adalah seorang bangsawan dan penyebar agama Islam di Banyuwangi dan Bali yang berasal dari Yaman dan datang ke Nusantara pada tahun 1770-an.
Melalui kegiatan Napak Tilas Jejak Wali, akan mengajak siswa siswi MA Mabadiul Ihsan kelas X menyusuri perjalanan penuh hikmah dari para wali Allah meneladani perjuangan, keteladanan, dan nilai-nilai luhur mereka untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui kegiatan ini, siswa diharapkan dapat belajar dari kisah hidup dan perjuangan para wali, mengambil nilai-nilai positif seperti keikhlasan, kesabaran, dan semangat dakwah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan dilakukan dengan pemahaman tentang sejarah singkat para wali di setiap lokasi, disertai bimbingan dari guru agar setiap peserta dapat memahami makna dan hikmah dari perjalanan spiritual ini.









